Produksi Ikan di Indonesia

Ketika kita secara tidak sengaja menyusuri pegunungan, sering kita jumpai air jernih mengalir segar penuh daya hidup. Selain selain sumber air minum yang menyegarkan, dan mengaliri lahan pertanian, aliran air jernih tersebut sangat potensial untuk digunakan budidaya ikan dengan sistem kolam air tenang maupun air deras.

Selain potensi tersebut kita masih mempunyai perairan umum baik sungai yang memanjang meliuk, danau, waduk, bahkan rawa-rawa yang airnya membentang sangat luas, untuk di kembangkan budidaya karamba maupun jaring apung.

Bahkan kini dengan teknologi terpal yang sangat sederhana, di lahan pasir yang sulit airpun bisa dikembangkan budidaya ikan sistem kolam terpal yang murah dan mudah.

Sungguh lahan perikanan air tawar di negeri ini sangat potensial untuk di kembangkan sebagai sumber protein hewani. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa daging ikan mempunyai protein hewani yang jauh lebih bagus dibanding daging unggas maupun hewan ruminasia.

Keunggulan protein ikan adalah kandungan omega 3, EPA dan DHA yang sangat bagus untuk perkembangan dan kecerdasan otak anak-anak sebagai generasi penerus. Ikan Sidat diketahui sangat tinggi kandungan Omega 3, EPA dan DHA, maka tidak heran bangsa jepang membudidayakan secara serius ikan sidat. Ada sepesies ikan yang sering dianjurkan oleh dokter untuk dikonsumsi bagi orang yang kekurangan albumin, yakni ikan gabus yang mengandung albumin tinggi.

Dalam pengelolaan budidaya ikan bangsa indonesia baru melakukan fase IV, yaitu dengan penggunaan pupuk, penaturan pakan, dan pengaturan aerasi.

Di Eropa dan Australia telah berkembang budidaya hingga fase VII, yaitu menghilangkan space faktor dengan sirkulasi air dan filterisasi air yang cepat. Dengan teknologi tersebut dalam 7,8 liter air bisa dipelihara 14 ekor ikan Salmo trutta masing-masing 200 gr/ekor.

Budidaya ikan air tawar menghadapi tantangan agar bisa berkelanjutan, maka tidak ada jalan lain kecuali dengan pengelolaan ramah lingkungaan. Budidaya ikan secara organik menjadi jawaban akan masa depan perikanan.

Laksana Emas Berloncatan

Di permukaan bumi yang terhampar luas ini terdapat aneka macam bahan makanan, baik tumbuhan, hewan, termasuk ikan. Yang maha kuasa telah menyediakaan untuk manusia. Sumber bahan makanan tersebut bisa diperoleh di pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, pantai dan samudra luas kedalamanya.

Manusia membutuhkan karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein untuk kelangsungan hidupnya. Protein dari ikan memiliki kedudukan penting di samping protein dari hewan darat.

Kandungan protein ikan sangat tinggi dibanding kandungan protein hewani lainya. Nilai gizi ikan sangatlah baik karena mempunyai nilai cerna dan nilai biologis yang sangat tinggi dibanding daging hewan lain.

Ikan mengandung protein dengan asam amino esensial sempurna. Semua jenis asam amino esensial terdapat pada daging ikan, seperti lisin, iso leusin, tripthophan, dan lain-lain.

Dading ikan terdiri dari 15-24% protein, 1-3% gikogen / karbohidrat, 1-22% lemak, 66-84% air, dan bahan organik lain sebesar 0,8-2%. Selain itu, daging ikan kaya akan omega 3, EPA, dan DHA yang sanat bermanfaat untuk kecerdasan otak.

Sayangnya, kesadaran masyarakat indonesia untuk mengkonsumsi ikan masih sangat rendah. Pada tahun 2005, tingkat konsumsi ikan nasional hanya 19kg/kapita/tahun, lebih rendah dari tingkat konsumsi ikan di vietnam dan malaysia yang mencapai 33kg/kapita/tahun. Untuk tahun 2009, tinggkat konsumsi ikan masyarakat indonesia diharapkan dapat mencapai 32,29kg/kapiat/tahun, sesuai standar kecukupan gizi dari protein ikan.

Indonesia mempunyai multipotensi, termasuk potensi dalam perikanan. Produk ikan Indonesia diperoleh dari penangkapan ikan laut maupun perairan umum air tawar. Selain itu ikan juga diperoleh dari budidaya ikan dilaut, tambak/ air payau, dan budidaya air tawar, yaitu budidaya di kola/empang/balong, budidaya ikan di sawah, budidaya dengan jala apung, budidaya dengan karamba.



Indonesia mempunyai wilayah laut seluas 5,8 juta kilometer persegi, dengan pantai sepanjang 81.000 km dengan deversitas jenis ikan yang sangat tinggi. Hal ini merupakan sumber daya yang luar biasa.

Dari potensi lestari tangkapan ikan laut Indonesia dai perairan wilayah Indonesia dan Zona Ekonomi Eksusif Indonesia yang mencapai 6,4 juta ton/tahun, jumlah tangkapan yang diperoleh (JTB) sudah mencapai 81% dari potensi yang ada. Jumlah tangkapan ikan di Indonesia di tahun 2009 telah mencapai 5,8 juta ton/tahun.

Hal ini berarti potensi peningkatan tangkapan per tahun sudah sangat tipis karena akan beresiko terhadap kelestarian ekosistim. Salah satu jalan keluar untuk meningkatkan produksi ikan indonesia adalah dengan meningkatkan budidaya ikan, baik di laut, tambak, air payu, maupun air tawar.

Budidaya ikan air tawar mempunyai nilai strategis dalam meningkatkan pendapatan petani mengingat budidaya perikanan air tawar lebih terkonsentrasi di daerah pedesaan yang memiliki sumber air yang cukup, dengan mayoritas petani ikan adalah masyarakat umum.

Pada tahun 2007 produksi ikan indonesia dai hasil budidaya air tawar baru mencapai 750.199 ton, masih sangat jauh dari hasil budidaya laut dan tambak air payau yang sebesar 2.438.360 ton.

Usaha produksi ikan air tawar masih sangat potensial karena baik lahan maupun potensi budidaya ikan masih belum di garap dan di kembangkan secara optimal. Hal ini menjadi tantangan bagi pihak yang terkait dengan produksi ikan agar Indonesia mampu mencapai standar kecukupan protein ikan /kapita/tahun secara kecukupan produksi ikan secara total.

Selain hal tersebut, peningkatan produksi ikan merupakan hal penting yang harus dilakukan. FAO telah mengestimasi kekurangan pasokan ikan di dunia pada tahun 2010 mencapai angka 2,000.000 ton.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Produksi Ikan di Indonesia"

Posting Komentar