A. Persiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan tahap yang sangat penting dalam budidaya air payau, terutama udang. Tahap ini sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam berbudidaya selanjutnya. Dalam tahap ini yang harus dilakukan adalah :
- mengeluarkan sisa-sisa air budidaya sebelumnya, atau genangan air bekas hujan atau apa saja yang masih menggenangi tambak.
- mengangkat lumpur hitam yang ada di permukaan tambak.
- membalik lahan dengan menggaru atau mencangkul.
- pengapuran lahan. untuk tahap pengapuran ini idealnya adalah dengan mengetahui tingkat keasaman (ph) tanah. yaitu : + ph tanah 5,5-6,5 kebutuhan kapurnya = 500m-1000 kg/ha ++ ph tanah 5,0-5,5 kebutuhan kapurnya 100-1500 kg/hektar +++ ph tanah dibawah 5,0 kebutuhan kapurnya 2000-2500 kg/hektar.
- mengeringkan lahan sampai kering benar (+1-4 minggu) untuk lahan yang sudah lama dibudidayakan hendaknya dilakukan pengeringan lebih lama.
- pemberian TON sebanyak 5-20 botol ke lahan. dengan ketentuan / kriteria : "Areal Tambak Baru = 5 botol TON / Hektar. "Area Tambak yang masih berproduksi + 5 botol TON/hektar. "Areal yang masih berproduksi tetapi lahan sekitarnya sudah mengalami kegagalan = 10 botol TON/hektar. "Areal yang masih berproduksi tetapi tidak bisa mencapai umur 75 hari = 10 botol TON/hektar. "Areal yang sudah rusak karena sama sekali tidak berproduksi = 20 botol TON / hektar. KETERANGAN : sudah tidak diperlukan lagi pemakaian UREA maupun TSP/SP36. Untuk Budidaya Bandeng dosisnya sepero / setengah dari dosis diatas. CARA PEMBERIANYA : Larutkan TON dengan Air Secukupnya, Kemudian tebar dan ratakan di lahan sampai tanggulnya.
- sebaiknya lahan juga diberikan zeolit sebanyak 250-1 ton / hektar. Fungsinya adalah untuk membantu mengikat suspensi tanah / lumpur di perairan.
Dalam tahap pemasukan air ini, yang perlu diperhatikan adalah kesiapan atau ketersediaan air baru yang akan kita alirkan ke tambak dan membuat filter di saluran pemasukan air. Air harus tersedia dalam jumlah yang cukup sampai ketinggian air yang ingin dicapai atau diinginkan. Filter air terbuat dari waring atau jaring kecil dengan ukuran 0,5 sampai 1 mm atau dari hava. Sebaiknya waring dirangkap minimal 2 rangkap. Tujuanya agar binatang-binatang liar, rebon atau udang-udang kecil dari luar tidak masuk ke dalam tambak, karena udang-udang liar tersebut dapat membawa bibit virus.
Saluran Pemasukan dan pengeluaran air sebaiknya dibuat secara terpisah. Sehingga antara air yang masuk dan air yang dikeluarkan dari tambak tidak akan tercampur.
di dalam tahap pemasukan air ini, sebaiknya air jangan dimasukaan penuh dulu. cukup 10 - 25 cm. Tujuanya adalah untuk membibitkan plankton setelah tambak diberikan perlakuan pemberian TON. Setelah dibiarkan 3 hari baru kemudian diisikan lagi air baru sampai ketinggian normal yaitu : antara 80 - 120 cm.
C. TEBAR BENUR / BENIH
D. PROGRAM PAKAN
Pemberian Pakan sebaiknya diprogram sesuai dengan kondisi dengan tingkat pertumbuhan ikan, udang / bandeng, lele dsb..
Usia 1-15 hari diberikan pakan 01.
Usia 16-20 hari diberikan pakan perpaduan antara 01 dan 02 dengan komposisi :
- Usia 16 hari pakan 01 : 02 = 80% : 20%
- Usia 17 hari pakan 01 : 02 = 60% : 40%
- Usia 18 hari pakan 01 : 02 = 50% : 50%
- Usia 19 hari pakan 01 : 02 = 25% : 75%
- Usia 20 hari pakan 01 : 02 = 10% : 90%
Usia 21-30 hari diberikan pakan ukuran 02
Usia 31-35 hari diberikan pakan perpaduan antara 02 dan 03 dengan komposisi :
- Usia 31 hari pakan 02 : 03 = 80% : 20%
- Usia 32 hari pakan 02 : 03 = 60% : 40%
- Usia 33 hari pakan 02 : 03 = 50% : 50%
- Usia 34 hari pakan 02 : 03 = 25% : 75%
- Usia 35 hari pakan 02 : 03 = 10% : 90%
Usia 36-50 hari diberikan pakan ukuran 03.
Usia 51-55 hari diberikan pakan perpaduan antara 03 dan 04s dengan komposisi :
- Usia 51 hari pakan 03 : 04s = 80% : 20%
- Usia 52 hari pakan 03 : 04s = 60% : 40%
- Usia 53 hari pakan 03 : 04s = 50% : 50%
- Usia 54 hari pakan 03 : 04s = 25% : 75%
- Usia 55 hari pakan 03 : 04s = 10% : 90%
Keterangan :
Kode 01, 02, 03, 04s, 05 merupakan kode ukuran pakan dari ukuran kecil ke ukuran besar. Tanda s artinya spesial, yaitu apabila pakan ada tambahan kode s berarti ada kandungan antibiotiknya.
Pemberian Pakan pada setiap perkembangan ikan, udang / bandeng, lele dsb.. juga berbeda, dimana semakin besar pemberianya semakin sering dalam 1 harinya.
- Udang Umur 1-15 hari 2 kali sehari yaitu jam 06.00 pagi dan 17.00 sore.
- Udang Umur 16-35 hari 3 kali sehari yaitu jam 06.00, 11.30 siang dan 17.00 sore .
- Udang Umur 36-60 hari 4 kali sehari yaitu jam 06.00, 11.30, 17.00 dan 19.00 malam.
- Udang Dewasa 5 kali sehari yaitu jam 06.00, 11.30, 17.00, 19.00 dan 22.00 tengah malam.
Mulai usia 40 hari hendaknya pemberian pakan sudah mengikuti program ancho (alat pengecek pakan) Jika pakan dijaring ancho habis, maka sebaiknya dilakukan penambahan terus. Jika tidak habis tetapi sisa sedikit maka pakan selanjutnya tetap jumlahnya. Tetapi jika pakan dalam anco masih banyak, hendaknya pakan dikurangi.
Program pakan anchonya sbb :
SCORE ANCHO
MBW %ANCHO TIME
0,01-1,00 0,7 3 jam
1,01-6,01 0,8 3 jam
6,01-10,00 0,9 2,5 jam
10,01-15,00 1,0 2,5 jam
15,01-20,00 1,2 2 jam
>20,0 0 1,4 1,5 jam
Setiap pemberian pakan hendaknya diberikan larutan POC NASA / VITERNA dengan dosis 2,5-5cc per kg pakan.
Caranya POC NASA / VITERNA dilarutkan air secukupnya, kemudian dicampur dengan pakan yang akan diberikan.
Sebelum diberikan, hendaknya pakan dikering anginkan dulu.
E. Manajemen Air
Didalam budidaya tambak, kontrol air merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan budidaya. Air yang dikehendaki adalah air dengan warna hijau muda kecoklatan. Transparansi atau ketebalan Planktonnya adalah antara 40%-60%. CONTOHNYA: jika ketinggian air 1 meter, maka kecerahan airnya antara 40-60 cm. Cara mengukurnya adalah dengan menggunakan alat SECHI DISC.
Jika air bening, tandanya planktonya tipis. Sehingga secepatnya diberi terapi TON sebanyak 1-2 botol per hektarnya. Sebaliknya jika air sangat pekat, maka sebaiknya air dalam tambak dibuang sebanyak 20%, kemudian malam harinya ditambah air baru sebanyak 20%.
setiap penambahan air baru hendaknya ditambahkan TON sebanyak 1-2 botol dan Dolomit 50-100 kg. Tujuanya adalah untuk membantu ketersediaan oksigen, sehingga ikan udang tidak stress.
Manajemen air juga harus diikuti dengan pengecekan udang di ancho maupun yang berenang di pinggir. jika udangnya dalam kondisi kotor, tandanya didalam perairan sudah banyak kandungan vibrio dan protozoa, sehingga air secepatnya harus diganti, dan kalau bisa diberikan kapur pertanian 1-2 kwintal / hektar lahan. jika perlu dilakukan siphon (pengangkatan lumpur hitam di dasar, saat budidaya).
Untuk menjaga ekosistem dengan komposisi yang seimbang, maka harus dilakukan program pemupukan TON kedalam perairan. Pemberian rutin adalah setiap 20 hari sekali sampai panen dengan dosis 1-2 botol TON per hektar.
Setiap hujan deras dimana tambahan air cukup melimpah, sebaiknya air secepatnya dikurangi, kemudian ditambahakan dolomit sebanyak 100 kg secara merata, jika perlu ditambah dengan TON 1-2 botol. Jika menggunakan kincir, selama hujan hendaknya diaktifkan.
Untuk mengetahui kondisi lahan, sebaiknya dilakukan pengecekan air minimal 3 hari sekali, yaitu dengan membawa air ke laboratorium departemen perikanan dan kelautan setempat yang meliputi :
PH (ideal 7,5 - 8,7), Salinitas (10 - 25 ppt), Oksigen terlarut (4 - 7 ppm), Kadar amoniak (1-1,5 ppm), Hidrogen Sulfida / H2S (<0,002 ppm), Alkalinitas (30 - 80 ppm, usia dewasa semakin tinggi semakin bagus).
F. Pemanenan
Jika air bening, tandanya planktonya tipis. Sehingga secepatnya diberi terapi TON sebanyak 1-2 botol per hektarnya. Sebaliknya jika air sangat pekat, maka sebaiknya air dalam tambak dibuang sebanyak 20%, kemudian malam harinya ditambah air baru sebanyak 20%.
setiap penambahan air baru hendaknya ditambahkan TON sebanyak 1-2 botol dan Dolomit 50-100 kg. Tujuanya adalah untuk membantu ketersediaan oksigen, sehingga ikan udang tidak stress.
Manajemen air juga harus diikuti dengan pengecekan udang di ancho maupun yang berenang di pinggir. jika udangnya dalam kondisi kotor, tandanya didalam perairan sudah banyak kandungan vibrio dan protozoa, sehingga air secepatnya harus diganti, dan kalau bisa diberikan kapur pertanian 1-2 kwintal / hektar lahan. jika perlu dilakukan siphon (pengangkatan lumpur hitam di dasar, saat budidaya).
Untuk menjaga ekosistem dengan komposisi yang seimbang, maka harus dilakukan program pemupukan TON kedalam perairan. Pemberian rutin adalah setiap 20 hari sekali sampai panen dengan dosis 1-2 botol TON per hektar.
Setiap hujan deras dimana tambahan air cukup melimpah, sebaiknya air secepatnya dikurangi, kemudian ditambahakan dolomit sebanyak 100 kg secara merata, jika perlu ditambah dengan TON 1-2 botol. Jika menggunakan kincir, selama hujan hendaknya diaktifkan.
Untuk mengetahui kondisi lahan, sebaiknya dilakukan pengecekan air minimal 3 hari sekali, yaitu dengan membawa air ke laboratorium departemen perikanan dan kelautan setempat yang meliputi :
PH (ideal 7,5 - 8,7), Salinitas (10 - 25 ppt), Oksigen terlarut (4 - 7 ppm), Kadar amoniak (1-1,5 ppm), Hidrogen Sulfida / H2S (<0,002 ppm), Alkalinitas (30 - 80 ppm, usia dewasa semakin tinggi semakin bagus).
F. Pemanenan
Pemanenan hendaknya dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan mekanis dari udang / bandeng. panen udang sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekali atau tengah malam. Hal ini supaya saat proses pengurangan air tidak mudah udang stress dan mati, karena kondisi lingkunganya masih homogen / seragam. Saat panen hendaknya sudah disiapkan es dan "blong". Komposisi terbaik dalam wadah panen adalah (dari atas ke bawah) : es setebal 5-10 cm - udang - es setebal minim 10 cm. Didalam wadah sebaiknya jangan terlalu ditekan-tekan untuk memaksakan udang muat banyak, karena akan mengakibatkan kerusakan tubuh udang. Pengambilan udang dari lahan sebaiknya menunggu air benar-benar sudah hampir kering.
Wow, fantastic blokg layout! How long have you been blogging for?
BalasHapusyyou make running a blog look easy. The entire look of your site
is excellent, as smartly as the content!