Metode Budidaya Karamba Jaring Apung

Metode karamba jala apung juga disebut jala apung dan jaring terapung. Budidaya
karamba jaring apung (KJA) adalah budidaya ikan pada suatu wadah yang diletakan di perairan yang semua sisinya dibatasi oleh jaring sehingga ikan tidak bisa keluar dari wadah. Karena berada di perairan maka pembuangan kotoran dan sisi pakan terjadi bersama dengan aliran air.

Karamba jaring apung mengapung di perairan. Sebagian besar berada di bawah permukaan air dan dikaitkan dengan batang penyangga hingga sebagian jala (0,5 m) berada di atas permukaan air. Agar tetap terapung maka dipasang pelampung pada pada penyangga. Metode karamba jaring apung (KJA) cocok diterapkan diwaduk, danau, atau rawa yang perairanya dalam, tetapi tidak cocok diterapkan di perairan dangkal.

Dua dasawarsa terakhir ini budidaya ikan perairan waduk telah menggunakan KJA berkembang sangat pesat. KJA diperairan waduk telah menjadi industri perikanan. Sebenarnya usaha budidaya ikan denan KJA di perairan umum harus memperhatikan perbandingan luas total KJA dan luas total perairan. Idealnya luas areal untuk KJA adalah 1% dari seluruh luas perairan.

Terjadinya pergerakaan massa air dari dasar ke permukaan (up welling) yang membawa senyawa beracun, seperti amonia, diawali dari banyaknya KJA yang melebihi kapasitas perairan. Kematian ikan akibat terjadinya up welling mengakibatkan kerugian yang sangat besar seperti yang pernah terjadi di danau Maninjau, Sumatra Barat, pada tahun 1997, dengan kematian massal sebanyak 950 ton ikan, dengan nilai kerugian mencapai Rp . 2,7 milyar.

Di perairan waduk Cirata,  walaupun diatur dengan SK Gubernur No . 41, tahun 2002, yang membatasi hanya dibolehkan 12000 unit KJA, kenyatanya pada tahun 2004 telah ada 39000 KJA. Sebagai pembanding, Danau cirata dengan luas 7.900 Ha, produktivitasnya 78.000 ton/tahun, Danau Kasumigaura di jepang dengan luas 22.000 Ha, produktivitasnya 5.000 ton/tahun. Semakin banyak KJA, semakin besar produktivitasnya, Sekaligus semakin semakin banyak sisa bahan organik didasar perairan. Sisa bahan organik ini bisa menjadi bom waktu di musim penghujan.

Budidaya ikan dengan KJA hendaknya dilakukan di perairan umum yang masih memungkinkan kapasitasnya. Perairan yang sudah terlalu banyak KJA_nya sebaiknya justru di kurangi, atau dilakukan penebaran benih dalam jumlah sedikit. Dapat pula dilakukan  penebaran benih ikan tawes dan nilem untuk mengendalikan pertumbuhan plankton.

Metode KJA apung mempunyai keunggulan sebagai berikut :


  1. Wadah budidaya sangat praktis, hanya terdiri dari jaring, pelampung, dan rakit.
  2. Sangat produktif untuk meningkatkan kuantitas hasil budidaya, karena arus air berasal dari berbagai sisi sehingga dapat memacu laju pertumbuhan ikan.
  3. Mudah cara pengoprasianya, dengan saat tebar, masa pemeliharaan, dan saat panen yang tidak banyak mengeluarkan biaya.
Suatu lokasi perairan layak digunakan untuk budidaya dengan metode karamba yang memenuhi syarat sebagai berikut:
  1. Perairan terlindung dari ombak besar dan badai.
  2. Pendirian unit karamba harus sejajar dengan aliran arus angin.
  3. Kekuatan arus 20-40 cm/detik.
  4. Luas perairan yang digunakan untuk budidaya maksimal 1% dari luas badan air agar perairan dapat melakukan purifikasi sendiri dan kualitas air bisa dipertahankan sesuai ayarat budidaya.
  5. Kedalaman perairan minimal 2 kali karing lapis (lebih dari 12 m). Jika perairan cukup dalam, lebih dari 12 meter, tinggi jala apung sebaiknya 3-5 meter. Dengan kolam air sedalam itu maka dasar jaring tidak terlalu dekat dengan dasar perairan sehingga ikan budidaya jauh dari tumpukan sedimen organik sisa pakan dan kotoran ikan maupun lumpur. Selain itu, dengan kolam air yang dalam maka intensitas cahaya tidak akan begitu terik untuk kehidupan ikan, karen ternaungi oleh plankton.
gambar karamba jaring apung (kja)
Karamba Jaring Apung (KJA)

1. Bahan Karamba Jala Apung
Untuk merangkai karamba jaring apung (KJA) diperlukan bahan sebagai berikut :
  • a. Kerangka
Karangka berfungsi sebagai tempat bergantungnya kantong jaring dan landasan rakituntuk jalan pengawasan. Kerangka ini dibuat dari bambu atau batang besi siku atau pipa besi yang dicat anti air.
  • b. Pelampung
Pelamung berfungsi sebagai menopang kerangka agar kantong jaring tetap mengapung di permukaan air. Bahayanya berupa stereofom atau drum plastik atau drum besi (dengan volume 200 lt). Pelampung dari drum plastik bisa bertahan lebih dari 3 tahun, sedangkan drum besi hanya mampu bertahan 1 tahun.
  • c. Jangkar
jangkar berfungsi untuk menambatkan KJA agar tetap stabil pada posisinya. Bahayanya terdiri dari ali PE diameter 20 mm, pemberat (besi, beton, atau batu kali)
  • d. Jaring
Fungsi jaring adalah sebagai wadah untuk kegiatan budidaya ikan. Ada dua macam jaring yang digunakan dalam budidaya ikan di karambajaring apung (KJA), yaitu jaring atas dan jaring bawah. Jaring atas untuk budidaya ikan yang utama, misalnya patin, nila, gurami; sedangkan jaring bawah adalah jaring kolor. Ikan yang di pelihara dijaring bawah biasanya nila. Tujuan jaring bawah adalah untuk memanfatkan sisa pakan dari budidaya ikan di atasnya.
Bahan jaring ataas adalah polyethylene No 210/D12, berwarna hijau, berukuran 7 X 7 X 3m, dengan mata jaring 1 inci. Bahan jaring bawah adalah polyethylene No 210/D12, berwarna hijau, dan berukuran 15,8 m X 15,8 m X 6m dengan mata jaring 1 inci.
Di atas jaring budidaya dipasang jaring pelindung agar ikan tidak meloncat keluar dan sekaligus untuk menghalangi orang yang mau mencuri ikan. Jaring ini berbahan polyethylene berwarna hijau dengan mata jaring berukuran 2 mm.
  • e. Jalan pengawasan
Fungsi jalan pengawasan (deck) adalah untuk mempermudah akses pemeliharaan ikan. Berbahan bambu yang durangkai atau papan.

Sebagai sarana penunjang, KJA perlu di lengkapai dengan rumah jaga, gudang, sampan/ponton, dan alat-alat perikanan.

2. Bentuk dan Ukuran Karammba Jaring Apung
Bentuk karamba jaring apung (KJA) biasanya bujur sangkar, tetapi bisa juga persegi panjang. Ukuran KJA dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. KJA mini dengan ukuran 3-10 m3/unit dengan kedalaman jaring 1m.
  2. KJA besar 48-98m3/unitt dengan kedslsmsn jsring 3m.
Ukuran karamba mempengaruhi produktifitas budidaya dengan padat tebar yang sama perm3. Hasil produksi yang berbeda ini dipengaruhi oleh perbedaan ruang hidup untuk aktivitas ikan, penyebaraan pakan saat pemberian pakan, dan nafsu makan ikan. Pebedaan volome KJA mempengaruhi nilai konversi pakan (Feed Consumption Ratio-FCR) dan bobot hasil panen.
Ukuran ideal untuk KJA dengan ketingian jaring 3 meter adalah 6 X 6 m. Dengan ukuran tersebut volume budidaya adalah 6 X 6 X 3 m, yaitu 108 m3.

3. Cara Membuat Karamba Jaring Apung
Untuk membuat karamba  jaring apung, langkah-langahnya adalah sebagai berikut :
  • Buat karangka bambu dengan diameter 12-15 cm,. Pilih bambu yang sudah tua agar tahan lama. Bisa juga menggunakan pipa besi yang berdiameter 4,2 cm dan tebal 2mm. Bentuk dan kerangka sesuai yang dikehendaki. Kerangka bisa dibentuk bujur sangkar atau persegi panjang.
  • Untuk menyusun menjadi kerangka, bambu perlu diikat dengan tali ijuk, tali plastik, atau tali kawat. Tali yang digunakan bediameter 0,5 cm. Kerangka yang di buat dari pipa besi bisa diikat dengan plat yang dibuat.
  • Pasang pelampung dari drum plastik atau besi. Bisa juga memakai ban galam bekas/ Drum yang dipakai adalah drum bervolume 200 liter. Karamba jala apung berukuran 6 x 6m memerlukan 8 pelampung. Pelampung diiikat kuat-kuat pada rakit dengan tali atau pengunci lainya sehingga tidak terlepas.
  • Pasang jangkar atau pemberat pada setiap sudut rakit untuk menstabilkan posisi rakit di perairan. Untuk tali jangkar dapat menggunakan tali berdiameter 2 cm. sebagai pemberat bisa digunakan cor semen dengan batu kerikil dan pasir.
  • Pasang jaring polyethylene D12 dengan mata jaring 1 inci pada kerangka yang telah dipasang dan dikaitkan dengan tali kawat. Setiap sudut bagian bawah jaring dipasang pemberat agar jaring terentang didalam air.
  • Jaring dengan matajaring 2 inci dipasang pada permukaan air agar ikan tidak meloncat keluar dan sekaligus menjadi pelindung  dari terik matahari.
4. Cara Memasang Karamba Jaring Apung di Perairan
Lokasi perairan yang akan dipakai untuk memasang KJA harus memenuhi syarat budidaya. Apabila lokasi sudah ditentukan, rakit yang telah dirangkai dengan jala apung kemudian di tempatkan pada lokasi yang sudah ditentukan. Posisi KJA tidak menentang aarus angin. Setelah posisi sesuai, semua jangkar diturunkan ke perairan agar KJA menjadi stabil, tidak terbawa arus air.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Metode Budidaya Karamba Jaring Apung"

Posting Komentar